Rabu, 16 Desember 2009

Teman-temanku Luar Biasa (Kenangan - Masa Kecil)

Aku Hanyalah seorang biasa yang sepanjang hidupku dipenuhi orang-orang yang menemani hidupku yang begitu luar biasa…. Kesederhanaanlah yang membuat mereka begitu luar biasa… kasat mata kadang tak menampakkan hal-hal luar biasa itu… tapi hati nuranilah yang menuntun kita untuk membuatnya menjadi luar biasa…
Masa kecilku dipenuhi dengan sukacita… mereka menanam kebersamaan itu begitu berharga dan kesendirian itu begitu beku… semuanya kita lakukan sama-sama… mulai dari hujan-hujanan… mencari ikan atau udang bahkan belut di selokan yang dulu masih jernih dan banyak ikannya… bahkan kadang kita juga memakannya… mandi di kolam pak lurah atau membersihkan diri di kali sehabis main bola… ketika kami lapar… kami pulang kerumah masing-masing untuk mengambil makanan yang biasa kami makan, kami lakukan secara bersama-sama di belakang rumah kami, sebuah komplek perumahan (Dulu Perumnas Depok Utara) diantara belakang dan samping rumah kami di pisahkan oleh gang kecil yang kadang kala dilewati tukang minyak atau tukang abu gosok bahkan tukang perabot dapur atau sol sepatu dan tempat balapan sepeda (Sekarang hanya tukang sampah atau gas keliling), disnilah markas kami…. Kalau sekarang Aku memaknainya sebagai markas kehidupan…. Karena disnilah kami hidup bukan dibalik tembok kuat diantara gang rumah kami…. Kami lukis sebuah kertas cita-cita… kebanyakan diantara kami senang dengan kekuasaan… karena latar belakang keluarga kami adalah orang-orang yang sukses dengan kemulyaan kedudukan dunia… kertas kami warna-warni dan kami tempelkan di dinding belakang rumah kami sebagai tanda keberadaan kami bahwa kami adalah penguasanya…. Kami juga suka melakukan hal-hal yang menurut orang dewasa tidak lazim…. Mencuri buah yang pemiliknya pelit menjadi target kita dan setelah hasil dikumpulkan kita bagikan kepada pengemis (Kayak Robin Hood?!@#)... Ketika bermain Polisi dan maling… banyak diantara kami lebih suka menjadi maling… karena lebih bisa berbuat dan berkuasa atas sesuatu…. Ketika bermain Gestapu (G 30 S/PKI – ini gara-gara drama di sekolah dalam rangka meningkatkan semangat nasionalisme) kami berebut untuk menjadi PKI…. Karena dapat berkuasa dan berbuat sesuai dengan kehendak kita (bahkan kita bisa menyiksa rekan kita)… ketika membuat pekerjaan seni lukis pemandangan…. Kita membuat lukisan pemandangan dengan cara yang radikal (ketika itu…) dengan cara melukis pakai jari tangan dan goresannya pun radikal…. (akan tetapi guru Kami menilai karyaku terbaik disekolah katanya inilah POINTELISME)… walau aku lama untuk mengertinya…. Ketika kebersihan itu begitu indah…. Coretan temboklah tempat aktualisasi diri kami untuk menunjukkan nama kami ada diantara tulisan lainnya….(walau kadang tulisannya jelek)… ketika yang anak-anak seusia kami lainnya takut kepada hantu…. Kami sehari-hari bermain di kuburan meskipun hanya sekedar memanjat setinggi-tingginya pohon jambu mete atau pete dan mengumpulkan sebanyak-banyaknya…(walau kita kadang membuangnya lagi karena tidak begitu suka dengan rasanya)… kami punya satu orang yang kami anggap sebagai bos… semua harus tunduk pada perintahnya…. Ketika bos katakana jangan temani… maka semuanya mengamini dengan memusuhi… jika bos berhalangan atau pergi berlibur… maka tidak lupa beliau menitipkan kepemimpinannya kepada yang lainnya…. Yang penting jangan ada kepemimpinan yang kosong… mesjid menjadi alasan kami untuk bisa keluar hingga malam hari walau kadang mengganggu yang benar-benar ingin belajar mengaji….(Karena sok… sudah lebih bisa)…
Berbagai macam hal-hal negatif itu pada saatnya adalah sesuatu peringatan untuk memisahkan pertemanan kami…. Tapi orangtua kami begitu moderatnya mempersatukan kami… dengan berbagai macam alasan untuk tetap berteman walau kadang meresahkan mereka…. Akibat perilaku kami yang berbeda dengan anak-anak lazimnya….
Sekarang….
Jarak memang tak membuat kami jauh… kita sudah sama-sama berkeluarga… kita sudah sama-sama meninggalkan Markas Kehidupan kami… Kitapun juga sudah sama-sama meninggalkan seorang Nenek yang sudah janda di tinggal lama oleh suaminya… bahkan diantara kami ada yang di tinggalkan keduanya…. Akan tetapi gang di belakang rumah kami masih berdiri kokoh… walau sekarang sangat tertata rapih dan nyaman untuk duduk santai aku dan istri dan kedua buah hatiku ketika berlibur kerumah orangtuaku… bekas tulisan di tembok basah dengan paku sehingga membuat ceruk bentuk tulisan saat kami mengikrarkan diri disini… tertanggal 10 Desember 1988…. Bearti sudah tepat 20 tahun tulisan ini masih ada (Aku juga heran kok tetap luput dari renovasi) sebuah bangku semen bekas cucian piring jaman dahulu (Dari batu Granit buatan/ teraso) yang tak terpakai di cor dengan semen di belakang rumahku disampin bekas pompa tangan yang tinggal sisa lubang yang tak terpakan lagi…. Pohon yang dulu rindang sudah berganti beberapa generasi… sekarang hanyalah susunan pot plastic berisi tanaman hias (karena ibuku senang menanam tanaman hias)
Akan tetapi… makna kehidupan dari Markas yang telah kami bangun ketika itu membuat kami bebas untuk berpikir… berkreasi… berpendapat… berani… pantang menyerah…. Bisa menhadapai masalah sulit… tegar… sederhana… setia kawan…. Siap memimpin dan dipimpin… amanah…
Hikmah
Ternyata hal-hal buruk menurut orang belum berarti menjadikan kita memiliki sifat-sifat buruk, ada hal terpenting yang tidak pernah terlupakan oleh orangtua kami yang rata-rata sudah menyempurnakan agamanya dengan Haji, yaitu hakekat diri yang memiliki Fitrah untuk kembali pada yang maha membuat dan menggerakkan langkah kita….
Tidaklah penting berbagai macam keburukan yang telah kita lakukan… yang terpenting adalah perjalanan kehidupan sesuai dengan kehendak Pencipta… agar Sang Pencipta Ridho terhadap apa yang telah kita lalui sebagai proses pembelajaran

black... on back wall punya black communty yang susah dicoret dalam black in news... susah banget sampai semuanya harus di kenang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar